Ismed Share: tipe kepemimpinan
Tampilkan postingan dengan label tipe kepemimpinan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tipe kepemimpinan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 25 September 2024

Pemimpin Narsistik dan Otoriter: Dampak Buruk Sikap Marah, Manipulatif, dan Pujian Berlebihan

Ismedshare.com - Sahabat Ismed Share


kali ini kita akan membahas tentang  Tipe pemimpin Narcissistic dan otoriter serta apa nampaknya dari tipe kepemimpinan atau orang seperti ini. 

Berikut pembahasan mengenai tipe orang ini:


1. Karakteristik Narcissistic Personality Disorder (NPD)

Orang dengan tipe kepribadian narsistik memiliki kecenderungan untuk melebih-lebihkan pencapaian dan kemampuan mereka, serta terus-menerus menginginkan pujian dan pengakuan dari orang lain. Beberapa karakteristik utama dari tipe ini adalah:


Membesar-besarkan pencapaian: Mereka seringkali menganggap diri mereka lebih hebat dari orang lain dan menginginkan orang lain untuk menyadari hal ini.

Sensitif terhadap kritik: Ketika dihadapkan dengan kritik atau perbedaan pendapat, mereka cenderung mudah marah atau bereaksi berlebihan.

Kurang empati: Sering kali, mereka tidak peka terhadap perasaan atau kebutuhan orang lain, karena fokus utamanya adalah pada diri sendiri.

Selalu merasa superior: Mereka memiliki rasa superioritas yang kuat dan cenderung meremehkan atau merendahkan orang lain untuk merasa lebih baik.


2. Kepribadian Temperamental

Tipe orang ini sering mengalami ledakan emosi, terutama dalam bentuk kemarahan. Beberapa faktor yang memengaruhi perilaku ini antara lain:


Impulsif: Mereka sering bertindak berdasarkan dorongan hati tanpa memikirkan konsekuensi jangka panjang.

Kurang pengendalian diri: Individu dengan sifat ini sulit mengendalikan emosi negatif seperti marah, frustrasi, atau kesal.

Menggunakan kemarahan sebagai alat kontrol: Marah-marah dapat menjadi cara mereka untuk mendominasi atau mengendalikan situasi dan orang lain.


3. Sifat Manipulatif

Orang dengan kecenderungan untuk "mengada-ada" atau berlebihan sering menggunakan manipulasi untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mereka bisa:


Membuat situasi tampak lebih buruk atau lebih baik dari kenyataan: Ini dilakukan untuk membentuk persepsi orang lain sesuai dengan keinginan mereka.

Mengambil peran korban: Mereka mungkin melebih-lebihkan masalah atau tantangan yang mereka hadapi untuk mendapatkan simpati.

Menggunakan pujian berlebihan untuk keuntungan: Mereka bisa memuji diri sendiri secara berlebihan agar orang lain kagum atau untuk menciptakan citra yang menguntungkan bagi diri mereka.


4. Kepribadian Dominan (Autoritarian)

Pemimpin dengan karakter autoritarian memiliki sifat dominan, yang sering kali disertai dengan sikap marah-marah dan cenderung otoriter. Mereka biasanya:


Mengontrol setiap aspek: Pemimpin tipe ini berusaha untuk mengendalikan segala hal, baik di lingkungan kerja maupun hubungan personal.

Mengharapkan kepatuhan mutlak: Mereka cenderung tidak terbuka terhadap kritik atau ide yang berbeda, dan lebih suka memaksakan kehendak mereka.

Taktik menekan atau menakuti: Kemarahan dan ancaman sering digunakan sebagai alat untuk memastikan bawahan atau rekan patuh pada mereka.


5. Perilaku Megalomania

Megalomania adalah kecenderungan seseorang untuk memiliki delusi akan kebesaran atau kekuasaan dirinya. Orang dengan sifat ini:

Merasa dirinya luar biasa: Mereka percaya bahwa mereka memiliki pengaruh yang sangat besar atau lebih unggul dibandingkan orang lain.

Terlalu percaya diri: Mereka mungkin berpikir bahwa mereka tidak bisa berbuat salah, dan setiap keputusan mereka pasti benar.

Menganggap diri pahlawan atau penyelamat: Mereka sering memosisikan diri sebagai sosok yang penting dan sentral dalam semua situasi.


Dampak dari Kepemimpinan Seperti Ini


Orang atau pemimpin dengan karakteristik ini dapat memiliki dampak negatif terhadap lingkungan sosial maupun profesional, antara lain:


1. Menurunkan moral tim

Sikap marah-marah dan otoritarian dapat membuat tim merasa tidak dihargai, bahkan menurunkan motivasi kerja.


2. Memicu konflik

Karena seringkali mereka menolak untuk mendengarkan orang lain, konflik dengan rekan kerja, bawahan, atau anggota keluarga bisa terjadi.

Menciptakan suasana penuh ketakutan: Penggunaan kemarahan sebagai alat kontrol dapat menciptakan lingkungan yang penuh tekanan dan ketakutan.


3. Penurunan produktivitas

Tim atau orang yang bekerja di bawah pemimpin seperti ini mungkin merasa tidak nyaman untuk berbicara, berinovasi, atau memberikan umpan balik, sehingga produktivitas bisa menurun.



Kesimpulannya dari pembahasan kita ini, orang dengan sifat seperti suka marah-marah, mengada-ada, berlebihan, dan selalu memuji diri sendiri sering dikaitkan dengan ciri kepribadian narsistik, temperamental, dan otoriter. Perilaku seperti ini mungkin efektif dalam situasi jangka pendek untuk mendapatkan dominasi atau pengaruh, namun dalam jangka panjang cenderung merusak hubungan dan lingkungan kerja atau sosial.