Ismed Share: biologi
Tampilkan postingan dengan label biologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label biologi. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 12 Maret 2022

Sistem Persarafan Pada Janin


Pembentukan sistem saraf pada janin Embrio akan terus membesar sehingga pada minggu ke-5 terdapat 3 lapisan yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm.
Ektoderm adalah lapisan yang paling atas dan akan membentuk sistem saraf pada janin tersebut yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit serta rambut
Neurulasi adalah pembentukan lempeng neural (neural plate) dan lipatan neural (neural folds) serta penutupan lipatan ini untuk membentuk neural tube, yang terbenam dalam dinding tubuh dan berdesiferensiasi menjadi otak dan korda spinalis.
Pada mulanya, tabung ini menutup pada tempat dimana akan terjadi pertemuan antara otak dan medula spinalis, sehingga kedua ujungnya menjadi terbuka. Pada saat tersebut, embrio melipat pada sumbu panjangnya sendiri dan membentuk lipatan kepala pada tabung neural ditempat pertemuan ini. Ujung kranial tabung neural menutup, di ikuti penutupan tabung kaudalnya. Selama minggu kelima, tingkat pertumbuhan yang berbeda menimbulkan banyak lekukan pada tabung neural, sehingga dihasilkan tiga daerah otak : otak depan, otak tengah dan otak belakang.
Otak depan berkembang menjadi mata (saraf kranial II) dan hemisfer otak. Perkembangan semua daerah korteks serebri terus berlanjut sepanjang masa kehidupan janin dan masa kanak-kanak. Sistem olfaktorius dan thalamus juga berkembang dari otak depan. Saraf kranial III dan IV (occulomotorius dan trochlearis) terbentuk dari otak tengah. Otak belakang membentuk medula, spons, serebelum dan saraf kranial lain. Gelombang otak dapat dicatat melalui elektroensefalogram (EGG)
pada minggu ke-8.  Medula spinalis terbentuk dari ujung panjang tabung neural. Pada mudigah, korda spinalis berjalan sepanjang kolumna vertebralis, tetapi setelah itu korda spinalis tumbuh lebih lambat.
Pada minggu ke-24, korda sinalis memanjang hanya sampai S1, saat lahir sampai L3 dan pada orang dewasa sampai L1. Mielinisasi korda spinalis mulai pada pertengahan gestasi dan berlanjut sepajang tahun pertama kehidupan. Fungsi sinaps sudah cukup berkembang pada minggu ke delapan sehingga terjadi fleksi leher dan badan. Struktur ektodermal lainnya, yaitu neural crest, berkembang menjadi sistem saraf perifer. Sel neural crest yang terlepas dari tepi lateral lipatan neural, menghasilkan ganglion spinal dan ganglion sistem autonom serta sejumlah sel jenis lain. Mesoderm paraksial, yang paling dekat dengan notokord dan neural tube yang sedang berkembang, berdiferensiasi untuk membentuk pasangan blok jaringan atau somit. Somit pertama muncul pada hari ke-20. Terdapat sekitar 30 pasagan somit pada hari ke-30 yang meningkat menjadi total 44 pasangan. Somit berdiferensiasi menjadi sklerotom, miotom, dan dermatom yang masing-masing menghasilkan tulang rangka sumbu, otot rangka dan dermis kulit.

A.    Perkembangan saraf janin intra uterus
a.       Trimester I (0 – 12 minggu)
  1. Pada minggu ke-8, serabut-serabut saraf tersebar ke seluruh tubuh. 
  2. Pada usia 10 minggu, rangsangan lokal dapat memicu gerakan berkedip, gerakan membuka mulut, penutupan jari tangan yang tidak sempurna, dan fleksi plantar jari kaki.
  3. Minggu ke-11 atau ke-12, janin membuat gerakan nafas, menggerakkan seluruh anggota geraknya dan mengubah posisi di dalam rahim.
  4. Janin dapat menghisap ibu jarinya dan berenang dalam kolam cairan amnion, bersalto dan mungkin membuat simpul pada korda umbilikalis.
  5. Janin berespons terhadap kebisingan, sinar yang kuat, stimulasi yang mengganggu pada kulit, dan penurunan suhu dengan mengubah respons otonom, misalnya kecepatan denyut jantung dan dengan bergerak.

b.      Trimester II (12 – 28 minggu)
  1. Gerakan janin dapat dirasakan sejak usia gestasi 14 minggu; “latihan fisik” diperkirakan membantu pertumbuhan otot dan ekstremitas.
  2. Pada minggu ke-16, sistem saraf janin mulai berfungsi. Stimulasi dari otak sudah di respons oleh otot-otot sehingga janin bisa mengoordinasikan gerakannya.
  3. Janin makin aktif bergerak. Dia menendang-nendang bahkan melakukan aksi berputar dalam rahim ibu. Apabila gerakan cukup kuat untuk di rasakan ibu sebagai gerakan bayi maka terjadilah quickening. Untuk nulipara, perasaan ini biasanya di alami setelah minggu ke-16 gestasi. Pada multipara, quickening dapat dirasakan lebih awal. Pada waktu itu, ibu menjadi sadar akan siklus tidur dan bangun janin.
                        
c.       Trimester III (28 – 36 minggu)
  1. Perkembangan pesat dalam tubuh janin pada awal bulan ke-7 terjadi pada sistem saraf pusatnya, terutama pada otaknya. Bagian otak yang mengalami perkembangan paling pesat adalah otak yang mengelola proses penyampaian informasi kepada organ pendengaran serta organ penglihatan. Perkembangan ini memungkinkan si kecil mampu mengenali dan membedakan antara suara sang ibu dan anggota keluarga lainnya, meskipun suara yang didengar belum sejernih suara aslinya. Kelopak matanya juga telah dapat membuka dan menutup.
  2. Bola matanya telah dapat digunakan untuk melihat. Bila si ibu berdiri di tempat yang cukup terang, si kecil dapat melihat siluet benda-benda di sekitar ibunya.
  3. Memasuki bulan ke-9, proses yang terjadi bukanlah proses pembentukan, tetapi lebih bersifat penyempurnaan. Selama trimester ketiga ini, integrasi fungsi saraf otot berlangsung secara pesat.

Pada aterm, susunan saraf sudah siap untuk menerima dan mengolah informasi. Fungsi korteks serebrum pada manusia relatif imatur dibandingkan dengan yang ditemukan pada spesies mamalia lainnya. Mielinisasi sempurna jalur motorik yang panjang terjadi setelah lahir, sehingga gerakan halus jari tangan, misalnya, belum tampak sampai beberapa bulan setelah lahir.

B.     Perkembangan saraf janin ekstra uterus
Setelah lahir, susunan saraf mengalami perkembangan pesat sebagai respons terhadap peningkatan input sensorik. Refleks mungkin sedikit tertekan pada 24 jam pertama, terutama apabila terjadi penyaluran transplasenta analgesia narkotik, tetapi kemudian beberapa refleks mulai tampak. Pada kasus asfiksia berat, skor Apgar yang rendah atau kerusakan saraf, refleks tertekan atau mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk muncul.
  1. Refleks menggenggam atau refleks Moro digunakan untuk menilai kemampuan refleks bayi baru lahir.
  2. Bayi juga memperlihatkan genggaman palmar yang kuat dan gerakan melangkah ritmik. Banyak refleks yang terdapat pada neonatus akan menghilang kecuali apabila terjadi proses patologis, yaitu refleks tersebut muncul pada masa dewasa.
  3. Bayi memperlihatkan kesadaran umum akan keadaan di sekitarnya dan bereaksi terhadap suara dan cahaya.
  4. Bayi lahir dengan jalur sensorik yang aktif (Haith, 1996).
  5. Penelitian membuktikan bahwa neonatus dapat mengenali bau ASI. Mereka dapat membedakan rasa dan tampaknya lebih menyukai rasa manis.
  6. Walaupun bayi sudah dapat melihat pada saat lahir, terjadi perkembangan pesat kemampuan visual dalarn 6 bulan pertama.
  7. Neonatus memperlihatkan ketajaman penglihatan yang terbatas tetapi tampaknya berfokus pada jarak 20 cm. Sejak lahir, bayi dapat membedakan antara kontras dan kontur serta dapat mengikuti gerakan.
  8. Neonatus mampu mendengar dan membedakan suara, terutama yang berfrekuensi rendah sampai sedang. Penelitian membuktikan bahwa neonatus dapat mengenal suara ibu mereka dan lebih menyukai intonasi ritmik mengalun seperti menyanyi (DeCasper & Fifer, 1980) Neonatus terbuai oleh suara ritmik bernapas, denyut jantung, dan peristaltik usus, yang mereka dengar, misalnya, selagi digendong.
  9. Bayi tampak terfokus pada rangsang visual dan tampaknya mengolah informasi sensorik.
  10.  Pada keadaan terjaga aktif, kecepatan pernapasan meningkat den ireguler.
  11. Terjadi perubahan warna kulit, banyak aktivitas, dan bayi memperlihatkan peningkatan kepekaan terhadap rangsangan., Menangis adalah cara berkomunikasi yang biasanya merupakan respons terhadap rangsangan yang tidak menyenangkan. Biasanya neonatus menutup mata mereka, menyeringai, dan mengeluarkan suara. Namun, bayi prematur mungkin tidak mampu membuat keributan.

Dahulu pernah dianggap bahwa tingkat mielinisasi yang belum sempurna dan tidak adanya pengalaman menyebabkan neonatus tidak dapat merasakan nyeri. Persyaratan anatomis dan fungsional untuk merasakan nyeri sudah berkembang sejak awal dan neonatus memperlihatkan respons fisiologis setupa dengan orang dewasa (Porter, 1989). Pengeluaran katekolamin dan kortisol meningkat, kecepatan denyut jantung dan pernapasan berubah, laju metabolisms dan konsumsi oksigen meningkat, dan kadar glukosa darah meningkat. Kecepatan penyaluran rangsang mungkin lebih lambat tetapi jarak antara reseptor nyeri dan otak yang lebih pendek mengompensasi hal tersebut. Penilaian nyeri mungkin sulit dilakukan karena nyeri dapat diekspresikan secara berbeda; ekspresi wajah dapat digunakan, tetapi sebagian bayi cenderung menarik diri dan meningkatkan kepasifan dan pola tidur sebagai respons terhadap nyeri.

Sabtu, 22 Oktober 2011

Imunologi Pada Janin



A.    Pengertian
Sistem imun membentuk sistem pertahanan badan terhadap bahan asing seperti mikroorganisme, molekul-molekul berpotensi toksik, atau sel-sel tidak normal (sel terinfeksi virus atau malignan). Sistem ini menyerang bahan asing atau antigen dan juga mewujudkan peringatan tentang kejadian tersebut supaya pendedahan yang berkali-kali terhadap bahan yang sama akan mencetuskan gerak balas yang lebih cepat dan bertingkat.

B.     Penggolongan antibodi
1.      IgG
Antibodi yang paling banyak (85% dari antibodi dalam sirkulasi), ditemukan di darah dan semua kompartemen cairan termasuk cairan serebrospinalis. Di produksi dalam jumlah yang besar pada respon adaptip sekunder sehingga mencerminkan riwayat pajanan terhadap patogen. Bertahan lama. Dapat berdifusi keluar dari aliran darah ke tempat infeksi akut dan dapat menembus plasenta. Bekerja sebagai opsonin kuat yang menjembatani fagosit dan sel sasaran. Penting dalam pertahanan terhadap bakteri dan pengaktifan sistem komplemen melalui jalur klasik.

2.      IgV
Molekul IgM bergabung dalam kelompok lima “pentamer IgM” sehingga cenderung menggumpalkan antigen yang menjadi sasaran fagosit dan sel NK. Merupakan molekul besar sehingga tidak dapat berdifusi keluar aliran darah. Merupakan aktivator kuat sistem komplemen, penting dalam respon imun terhadap bakteri. Antibodi pertama yang diproduksi daat tubuh menghadapi suatu antigen baru.


3.      IgA
Sebagian besar dalam sekresi, misalnya air liur, air mata, keringat, dan air susu terutama kolostrum. Menyatu dalam kelompok yang terdiri atas dua atau tiga molekul. Melindungi tubuh dengan melekat ke patogen dan mencegah perlekatan patogen ke rongga tubuh. Tidak dapat mengaktifkan komplemen atau menembus plasenta.

4.      IgE
Ekornya berlekatan dengan reseptor di sel mast sehingga berperan dalam peradangan akut, respon alergi dan hipersensitivitas. Tempat pengikatan untuk antigen di parasit yang lebih besar, misalnya cacing dan flukes. Sebagian orang memiliki IgE untuk protein lingkungan yang tidak berbahaya misalnya serbuk sari, kutu debu rumah, dan penisilin.


5.      IgD
Jarang disintesis, hanya sedikit yang diketahui tentang fungsinya. Berukuran besar, hanya dapat ditemukan di darah. Mungkin terlibat dalam stimulasi sel B oleh antigen.

C.     Perkembangan Imunologi janin
Pada kehamilan dini, antibodi yang dihasilkan janin jauh sangat kurang untuk merespon invasi antigen ibu/invasi bakteri. Dari minggu ke 20 kehamilan, respon imun janin terhadap antigen mulai meningkat. Respon janin dibantu oleh pemindahan molekul antibodi dari ibu (asalkan ukurannya tidak terlalu besar) ke janin sehingga memberikan perlindungan pasif yang menetap sampai beberapa minggu. Proses kelahiran sendiri, mulai dari pecahnya kantong amnion yang tersegel dan seterusnya akan membuat janin terpajan dengan mikroorganisme baru.
Candida alicans, gonococcus dan herpes virus dapat dijumpai pada vagina. Pada kasus infeksi herpes yang diketahui, pelahiran pervagina tidak diperbolehkan. Begitu lahir, bayi cenderung akan bertemu dengan Staphylococcus aureus, suatu mikroorganisme dimana resisten bayi tehadapnya sangat kecil.
Untuk mengimbangi status imunologi yang belum berkembang dengan baik pada bayi baru lahir, maka pengawasan antenatal yang cermat, pemeriksaan untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi atau terapi untuk mengatasi infeksi, teknik-teknik melahirkan yang aseptik tanpa memasukkan mikroorganisme dan perawatan yang cermat dengan memperhatikan segala aspek dalam penanganan bayi baru lahir, semuanya ini merupakan tindakan yang sangat penting.

D.    Sistem Imun Pasif pada Janin
Dalam perkembangannya, Janin dapat terlindung dari lingkungan yang berbahaya selama dalam kandungan. Umumnya kuman patogen atau bibit penyakit tidak dapat menembus barier placenta. Bayi yang baru lahir, tanpa adanya antibodi, akan sangat mudah terinfeksi. Bayi yang mature telah memperoleh antigen dan imunitas pasif dari ibu terhadap jenis-jenis tertentu dalam waktu 6 minggu atau lebih sebelum dilahirkan. Namun demikian, bayi yang meninggalkan lingkungan yang steril untuk kemudian secara tiba-tiba bertemu dengan banyak mikroorganisme dan antigen lainnya. Diperlukan waktu beberapa minggu sebelum imunitas aktif terbentuk.
Proses penyaluran imun pasif dari maternal : Sistem imun janin diperkuat oleh penyaluran imunoglobulin menembus plasenta dari ibu kepada janinnya melalui aliran darah yang membawa antibodi serta penyaluran melalui air susu. Profil imunoglobulin yang disalurkan melalui plasenta dan disekresikan melalui air susu bergantung pada mekanisme transportasi spesifik untuk berbagai kelas imunoglobulin. IgG ibu menembus plasenta ke dalam sirkulasi janin melalui mekanisme aktif spesifik, yang efektif dari sekitar usia gestasi 20 minggu, tetapi aktivitasnya meningkat pesat sejak usia gestasi 34 minggu. Ibu akan menghasilkan respons imun terhadap antigen yang ia temui dengan menghasilkan IgG, yang dapat melewati plasenta. Bahkan kadar IgG ibu rendah, IgG akan tetap di salurkan melalui plasenta.
Hal ini berarti janin akan mendapat imunisasi pasif terhadap patogen yang besar ditemukan di lingkungan setelah lahir. Imunitas pasif ini memberikan perlindungan temporer penting pascanatal sampai sistem bayi sendiri matang dan menghasilkan sendiri antibodi.

Sistem Persarafan Pada Janin


Pembentukan sistem saraf pada janin Embrio akan terus membesar sehingga pada minggu ke-5 terdapat 3 lapisan yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm.
Ektoderm adalah lapisan yang paling atas dan akan membentuk sistem saraf pada janin tersebut yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit serta rambut
Neurulasi adalah pembentukan lempeng neural (neural plate) dan lipatan neural (neural folds) serta penutupan lipatan ini untuk membentuk neural tube, yang terbenam dalam dinding tubuh dan berdesiferensiasi menjadi otak dan korda spinalis.
Pada mulanya, tabung ini menutup pada tempat dimana akan terjadi pertemuan antara otak dan medula spinalis, sehingga kedua ujungnya menjadi terbuka. Pada saat tersebut, embrio melipat pada sumbu panjangnya sendiri dan membentuk lipatan kepala pada tabung neural ditempat pertemuan ini. Ujung kranial tabung neural menutup, di ikuti penutupan tabung kaudalnya. Selama minggu kelima, tingkat pertumbuhan yang berbeda menimbulkan banyak lekukan pada tabung neural, sehingga dihasilkan tiga daerah otak : otak depan, otak tengah dan otak belakang.
Otak depan berkembang menjadi mata (saraf kranial II) dan hemisfer otak. Perkembangan semua daerah korteks serebri terus berlanjut sepanjang masa kehidupan janin dan masa kanak-kanak. Sistem olfaktorius dan thalamus juga berkembang dari otak depan. Saraf kranial III dan IV (occulomotorius dan trochlearis) terbentuk dari otak tengah. Otak belakang membentuk medula, spons, serebelum dan saraf kranial lain. Gelombang otak dapat dicatat melalui elektroensefalogram (EGG)
pada minggu ke-8.  Medula spinalis terbentuk dari ujung panjang tabung neural. Pada mudigah, korda spinalis berjalan sepanjang kolumna vertebralis, tetapi setelah itu korda spinalis tumbuh lebih lambat.
Pada minggu ke-24, korda sinalis memanjang hanya sampai S1, saat lahir sampai L3 dan pada orang dewasa sampai L1. Mielinisasi korda spinalis mulai pada pertengahan gestasi dan berlanjut sepajang tahun pertama kehidupan. Fungsi sinaps sudah cukup berkembang pada minggu ke delapan sehingga terjadi fleksi leher dan badan. Struktur ektodermal lainnya, yaitu neural crest, berkembang menjadi sistem saraf perifer. Sel neural crest yang terlepas dari tepi lateral lipatan neural, menghasilkan ganglion spinal dan ganglion sistem autonom serta sejumlah sel jenis lain. Mesoderm paraksial, yang paling dekat dengan notokord dan neural tube yang sedang berkembang, berdiferensiasi untuk membentuk pasangan blok jaringan atau somit. Somit pertama muncul pada hari ke-20. Terdapat sekitar 30 pasagan somit pada hari ke-30 yang meningkat menjadi total 44 pasangan. Somit berdiferensiasi menjadi sklerotom, miotom, dan dermatom yang masing-masing menghasilkan tulang rangka sumbu, otot rangka dan dermis kulit.

A.    Perkembangan saraf janin intra uterus
a.       Trimester I (0 – 12 minggu)
  1. Pada minggu ke-8, serabut-serabut saraf tersebar ke seluruh tubuh. 
  2. Pada usia 10 minggu, rangsangan lokal dapat memicu gerakan berkedip, gerakan membuka mulut, penutupan jari tangan yang tidak sempurna, dan fleksi plantar jari kaki.
  3. Minggu ke-11 atau ke-12, janin membuat gerakan nafas, menggerakkan seluruh anggota geraknya dan mengubah posisi di dalam rahim.
  4. Janin dapat menghisap ibu jarinya dan berenang dalam kolam cairan amnion, bersalto dan mungkin membuat simpul pada korda umbilikalis.
  5. Janin berespons terhadap kebisingan, sinar yang kuat, stimulasi yang mengganggu pada kulit, dan penurunan suhu dengan mengubah respons otonom, misalnya kecepatan denyut jantung dan dengan bergerak.

b.      Trimester II (12 – 28 minggu)
  1. Gerakan janin dapat dirasakan sejak usia gestasi 14 minggu; “latihan fisik” diperkirakan membantu pertumbuhan otot dan ekstremitas.
  2. Pada minggu ke-16, sistem saraf janin mulai berfungsi. Stimulasi dari otak sudah di respons oleh otot-otot sehingga janin bisa mengoordinasikan gerakannya.
  3. Janin makin aktif bergerak. Dia menendang-nendang bahkan melakukan aksi berputar dalam rahim ibu. Apabila gerakan cukup kuat untuk di rasakan ibu sebagai gerakan bayi maka terjadilah quickening. Untuk nulipara, perasaan ini biasanya di alami setelah minggu ke-16 gestasi. Pada multipara, quickening dapat dirasakan lebih awal. Pada waktu itu, ibu menjadi sadar akan siklus tidur dan bangun janin.
                        
c.       Trimester III (28 – 36 minggu)
  1. Perkembangan pesat dalam tubuh janin pada awal bulan ke-7 terjadi pada sistem saraf pusatnya, terutama pada otaknya. Bagian otak yang mengalami perkembangan paling pesat adalah otak yang mengelola proses penyampaian informasi kepada organ pendengaran serta organ penglihatan. Perkembangan ini memungkinkan si kecil mampu mengenali dan membedakan antara suara sang ibu dan anggota keluarga lainnya, meskipun suara yang didengar belum sejernih suara aslinya. Kelopak matanya juga telah dapat membuka dan menutup.
  2. Bola matanya telah dapat digunakan untuk melihat. Bila si ibu berdiri di tempat yang cukup terang, si kecil dapat melihat siluet benda-benda di sekitar ibunya.
  3. Memasuki bulan ke-9, proses yang terjadi bukanlah proses pembentukan, tetapi lebih bersifat penyempurnaan. Selama trimester ketiga ini, integrasi fungsi saraf otot berlangsung secara pesat.

Pada aterm, susunan saraf sudah siap untuk menerima dan mengolah informasi. Fungsi korteks serebrum pada manusia relatif imatur dibandingkan dengan yang ditemukan pada spesies mamalia lainnya. Mielinisasi sempurna jalur motorik yang panjang terjadi setelah lahir, sehingga gerakan halus jari tangan, misalnya, belum tampak sampai beberapa bulan setelah lahir.

B.     Perkembangan saraf janin ekstra uterus
Setelah lahir, susunan saraf mengalami perkembangan pesat sebagai respons terhadap peningkatan input sensorik. Refleks mungkin sedikit tertekan pada 24 jam pertama, terutama apabila terjadi penyaluran transplasenta analgesia narkotik, tetapi kemudian beberapa refleks mulai tampak. Pada kasus asfiksia berat, skor Apgar yang rendah atau kerusakan saraf, refleks tertekan atau mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk muncul.
    1. Refleks menggenggam atau refleks Moro digunakan untuk menilai kemampuan refleks bayi baru lahir.
    2. Bayi juga memperlihatkan genggaman palmar yang kuat dan gerakan melangkah ritmik. Banyak refleks yang terdapat pada neonatus akan menghilang kecuali apabila terjadi proses patologis, yaitu refleks tersebut muncul pada masa dewasa.
    3. Bayi memperlihatkan kesadaran umum akan keadaan di sekitarnya dan bereaksi terhadap suara dan cahaya.
    4. Bayi lahir dengan jalur sensorik yang aktif (Haith, 1996).
    5. Penelitian membuktikan bahwa neonatus dapat mengenali bau ASI. Mereka dapat membedakan rasa dan tampaknya lebih menyukai rasa manis.
    6. Walaupun bayi sudah dapat melihat pada saat lahir, terjadi perkembangan pesat kemampuan visual dalarn 6 bulan pertama.
    7. Neonatus memperlihatkan ketajaman penglihatan yang terbatas tetapi tampaknya berfokus pada jarak 20 cm. Sejak lahir, bayi dapat membedakan antara kontras dan kontur serta dapat mengikuti gerakan.
    8. Neonatus mampu mendengar dan membedakan suara, terutama yang berfrekuensi rendah sampai sedang. Penelitian membuktikan bahwa neonatus dapat mengenal suara ibu mereka dan lebih menyukai intonasi ritmik mengalun seperti menyanyi (DeCasper & Fifer, 1980) Neonatus terbuai oleh suara ritmik bernapas, denyut jantung, dan peristaltik usus, yang mereka dengar, misalnya, selagi digendong.
    9. Bayi tampak terfokus pada rangsang visual dan tampaknya mengolah informasi sensorik.
    10.  Pada keadaan terjaga aktif, kecepatan pernapasan meningkat den ireguler.
    11. Terjadi perubahan warna kulit, banyak aktivitas, dan bayi memperlihatkan peningkatan kepekaan terhadap rangsangan., Menangis adalah cara berkomunikasi yang biasanya merupakan respons terhadap rangsangan yang tidak menyenangkan. Biasanya neonatus menutup mata mereka, menyeringai, dan mengeluarkan suara. Namun, bayi prematur mungkin tidak mampu membuat keributan.

Dahulu pernah dianggap bahwa tingkat mielinisasi yang belum sempurna dan tidak adanya pengalaman menyebabkan neonatus tidak dapat merasakan nyeri. Persyaratan anatomis dan fungsional untuk merasakan nyeri sudah berkembang sejak awal dan neonatus memperlihatkan respons fisiologis setupa dengan orang dewasa (Porter, 1989). Pengeluaran katekolamin dan kortisol meningkat, kecepatan denyut jantung dan pernapasan berubah, laju metabolisms dan konsumsi oksigen meningkat, dan kadar glukosa darah meningkat. Kecepatan penyaluran rangsang mungkin lebih lambat tetapi jarak antara reseptor nyeri dan otak yang lebih pendek mengompensasi hal tersebut. Penilaian nyeri mungkin sulit dilakukan karena nyeri dapat diekspresikan secara berbeda; ekspresi wajah dapat digunakan, tetapi sebagian bayi cenderung menarik diri dan meningkatkan kepasifan dan pola tidur sebagai respons terhadap nyeri.

Sabtu, 08 Oktober 2011

Candiru (Canero), ikan yang lebih berbahaya dari Piranha


        Canero atau di sebut juga candiru adalah jenis ikan air tawar dari keluarga lele, ditemukan di sungai amazon dan sungai oranoco, dan merupakan ikan yang paling di takuti oleh penduduk lokal melebihi piranha.

        Candiru dapat berkembang sampai 1-2 inc dan lebar 4-6 mm, memiliki tubuh seperti belut dan hampir transparan, ini membuatnya hampir mustahil untuk dilihat di dalam air, perenang cepat, kuat, lembut dan licin dengan gigi yang tajam.

Candiru terdapat 3 spesies :
  1. Ukuran berukuran jari.
  2. Ukuran tusuk gigi, yang biasanya makan dengan memasuki ikan besar.
  3. Candiru paus (whale candiru), adalah pemakan bangkai yang lebih memilih makan dari ikan yang sudah mati.
        Candiru merupakan parasit, modus operasinya sangatlah simple dan kejam. Untuk menemukan ikan target, candiru pertama mengecap air untuk mengetahui aliran air yang berasal dari ikan lain, setelah mengetahui keberadaan targetnya, candiru langsung menuju ke ikan target dan masuk ke celah sirip ikan target. Duri yang ada di kepala candiru akan melukai insang target dan mengeluarkan darah. Sehingga candiru disebut juga ikan vampir dari brazil.
        ikan ini ditakuti karena dia tertarik pada air seni dan darah. Ini sangat berbahaya bagi perenang telanjang, karena bisa masuk ke celah anus dan kemaluan. Bila ini terjadi, kemungkinan korban harus di operasi untuk mengambil ikan candiru dari dalam tubuh korban. cara membunuh ikan ini secara tradisional yaitu dengan air dari 2 tanaman (xagua dan apel buitach) yang dimasukan ke daerah yang terkena.



sumber : prohaba, serba-serbi. kamis 6 oktober 2011 hal. 5 (dengan perubahan seperlunya).

Kamis, 06 Oktober 2011

Hormon pada tumbuhan

A. Pengertian.

Hormon adalah senyawa kimia yang disekresi oleh suatu organ atau jaringan yang dapat mempengaruhi organ atau jaringan lain secara khusus.


- hormon yang membantu pertumbuhan tanaman terdiri atas :

1. Fitohormon, senyawa organik bukan hara yang dihasilkan oleh tanaman yang dalam konsentrasi tertentu dapat mendukung atau menghambat pembelahan sel serta berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

2. PGRs (plant growth regulators) pengatur pertumbuhan tanaman (ZPT).




* perbedaan hormon dengan ZPT (zat pengatur tumbuh)

> hormon, dihasilkan secara alami oleh tumbuhan.
> ZPT, - diaplikasikan pada tumbuhan oleh manusia
- terdiri atas :
a. senyawa sintetik yang meniru hormon alami, (ex. IBA)
b. hormon alami yang di ekstrak dari jaringan tumbuhan (ex. IAA).


* hormon dalam konsentrasi yang sangat sedikit saja, bisa membawa perubahan pertumbuhan yang nyata.

* bagian tumbuhan yang menghasilkan hormon adalah bagian yang sedang tumbuh, baik di bagian atas atau pun bawah seperti akar.




B. Macam - macam hormon pada tumbuhan.

1. Yang merupakan growt promotor.
- auksin.
- giberelin.
- sitokinin.
- kalin.

2. Yang merupakan growth inhibitor.
- gas etilen.
- asam absisat.





C. Fungsi hormon / zat pengatur tumbuh (ZPT).

1). Auksin.
- mempengaruhi pertambahan panjang batang, pertumbuhan, diferensiasi dan percabangan akar, perkembangan buah, dominasi apikal, fototropisme dan geotropisme.

- kombinasi auksin dan giberelin memacu perkembangan jaringan pembuluh dan mendorong pembelahan sel pada kambium pembuluh sehingga mendukung pertumbuhan diameter batang.

- diproduksi dalam jaringan meristematik yang aktif. (ex. Tunas, daun muda, buah).


2). Giberelin (GA).
- diisolasi pada tahun 1926 oleh Eiichi karosawa dari jenis jamur Gibberella fujikuroi atau Fusarium heterosporum yang hidup sebagai parasit pada tanaman padi.

- bekerja sinergis dengan auksin, sitokinin dan beberapa zat lain.

- meningkatkan kerja auksin.

- mematahkan dormansi dan mendorong perkembangan biji, kuncup, pemanjangan batang, pertumbuhan daun, pembungaan, dan perkembangan buah.

- perangsangan pertumbuhan antar buku agar tumbuhan tidak kerdil.

- pembebasan alpha amilasi untuk hidrolisis tepung dan perkecambahan.

- mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar.



3. Sitokinin.
- terdapat pada tumbuhan dan hewan.

- dihasilkan pada jaringan yang tumbuh aktif terutama pada akar, embrio dan buah.

- pada tumbuhan, efek sitokinin sering dipengaruhi auksin. Interaksi antagonis ke 2 nya, merupakan salah satu cara mengatur derajat pertumbuhan akar dan tunas. Sitokinin dihasilkar dari akar di angkut ke tajuk, sedangkan auksin dihasilkan di kuncup terminal kemudian di angkut ke bagian bawah tumbuhan.

- mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar, memdorong pembelahan sel dan pertumbuhan secara umum.

- mendorong perkecambahan,

- penundaan penuaan.



4. Kalin.
- merangsang pembentukan akar (rhizokalin)
- merangsang pembentukan batang (kaulokalin)
- merangsang pembentukan bunga (anthokalin)
- merangsang pembentukan daun (filokalin)



5. Etilen.
- bersifat gas.

- mendorong pematangan.

- berlawanan dengan pengaruh auksin.

- mendorong atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan akar, daun, batang, dan daun bunga, meristem apikal tunas ujung, daun muda, embrio dalam biji.



6. Asam absisat (ABA).
- menyebabkan absisi / rontok daun pada musim gugur.

- menghambat pertumbuhan.

- merangsang penutupan stomata pada waktu kekurangan air.

- mempertahankan dormansi.

- rasio ABA terhadap giberelin menentukan apakah biji tetap dorman atau berkecambah.

Senin, 19 September 2011

Narkoba dan macam-macam jenis narkoba


A. Pengertian

        Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lainnya, tidak semua narkoba berdampak negatif, karena banyak narkotika dan psikotropika yang memberi manfaat besar bagi dunia kedokteran. Seperti dalam hal pembedahan yang menggunakan alat bius (narkotika).

- untuk lebih jelasnya akan kita bahas satu per satu sebagai berikut :

  1. Narkotika adalah zat atau oba yang berasal dari tanaman atau bukan, baik sintesis atau bukan. Yang dapat menyebakan penuruanan atau perubahan kesadaran dan hilang rasa. Zat ini dapat mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri serta menimbulkan ketergantungan.
  2. Psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alami atau sintesis. Yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat.
  3. Bahan adiktif lainnya adalah bahan lain selain narkotika dan psikotropika yang dapat menimbulkan ke tergantungan.
  4. Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol yang diproses dari bahan hasil pertanian secara destilasi ataupun frementasi tanpa destilasi.

B. Jenis-jenis narkoba :

jenis narkoba ada 3, narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya.

1. Narkotika.

dibagi menjadi 3 golongan.
  • golongan 1, adalah narkotika yg paling berbahaya, daya adiktifnya sangat tinggi. Digunakan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan, contoh, ganja, heroin. Kokain, morfin, dan opium.
  • golongan 2. Narkotika yang punya adiktif kuat, tapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh petidin, benzetidin dan bentametadol.
  • golongan 3, adalah yang memiliki adiktif ringan, contoh kodein.

berdasarkan cara pembuatannya, narkotika di bagi 3, yaitu :

a. Narkotika alami
# ganja.
banyak tumbuh di aceh, sumatra dll.
# hasis.
banyak tumbuh di amerika latin, eropa.
# koka.
di olah menjadi kokain.
# opium
berbentuk bunga, dari getahnya di hasilkan opiat. Banyak di segi 3 emas antara burma, kamboja, thailand, daratan cina. Serta segi 3 emas asia tengah antara afganistan, iran dan pakistan.


b. Narkotika sintesis.
adalah narkotika alami yang diolah dan diambil intisarinya, contoh :
# morfin.
digunakan untuk menghilangkan rasa sakit (obat bius)
# kodein.
digunakan sebagai penghilang batuk.
# heroin.
di sebut juga putaw atau petai, dan belum di temukan manfaatnya secara medis.
# kokain.
hasil olahan dari biji koka.


c. Narkotika sintesis.
            adalah narkotika buatan dari bahan kimia. Digunakan untuk pembiusan dan pengobatan bagi orang yang menderita ketergantungan narkoba (substitusi), contoh :
# petidin
untuk obat bius lokal, (operasi kecil seperti khitan)
# methadon
untuk pengobatan pecandu narkoba.
# naltrexon
untuk pengobatan pecandu narkoba.



2. Psikotropika.

digunakan untuk mengobati gangguan jiwa. di bagi menjadi 4 golongan :

  • golongan 1, daya adiktif sangat kuat. Contoh MDMA, LSD, STP dan ekstasi.
  • golongan 2, daya adiktif kuat berguna bagi pengobatan contoh amfetamin, metamfetamin, metakualon.
  • golongan 3, daya adiktif sedang, berguna bagi pengobatan contoh lumibal, buprenorsina. Fleenitrazepam.
  • golongan 4, daya diktif ringan, berguna bagi pengobatan. Contoh nitrazepam (BK, mogadon, dumolid), diazepam.

berdasarkan ilmu farmakologi, dibagi menjadi 3 golongan : 
  • depresan, 
  • stimulan, dan
  • halusinogen.

# dipresan/ penekan saraf pusat (penenang atau obat tidur) contoh, valium, BK, rihipnol dan megadon.

# stimulan, perangsang seperti amfetamin, ekstasi dan shabu. Yang menggunakannya akan selalu ingin aktif.

# halusinogen, menimbulkan khyalan seperti LSD (lysergic acid diethyltamide), getak tanaman kaktus, kecubung, ganja, misceline.



3. Bahan adiktif lainnya.

contoh, rokok. Kelompok alkohol, dan thinner. Dll.





sumber : BNN, dalam buku "Petunjuk teknis advokasi bidang pencegahan penyalahgunaan narkoba bagi lembaga/instansi pemerintah", tahun 2008 (dengan perubahan seperlunya)

Senin, 15 Agustus 2011

PERKEMBANGAN SELAPUT EKSTRA EMBRIONIK (plasentasi)

PERKEMBANGAN SELAPUT
EKSTRA EMBRIONIK
• KANTUNG KUNING TELUR
• KANTUNG AMNION
• ALANTOIS
• KHORION
• PLASENTA


SELAPUT EKSTRA EMBRIONIK
 Berkembang dan berfungsi pra lahir
 Tidak menjadi bagian tubuh janin à dikeluarkan saat partus
 Terdiri atas : Kantong kuning telur, kantong amnion, alantois dan khorion
 Bunting muda : jar. tubuh embrio terluar mengalami perub. morfologis menjadi : amnion, alantois, khorion & kantong kuning telur (yolk sac)
 Amnion lapisan terdalam menyelubungi fetus (cairan amnion dalam kantong amnion)
 Amnion dikelilingi oleh cairan
 Khorion lapisan terluar yang berhubungan langsung SLR (karunkula / endometrium
 Alantois terdapat di antara amnion dan khorion
- Lapisan dalam fusi dengan amnion
- Lapisan luar fusi dengan khorion
 Arteri dan vena yang menghubungkan tubuh janin dengan plasenta à berada pada lapisan alantois-khorion


1. Kantong kuning telur
 Kantong yang berisi kuning telur
 Dengan tubuh embrio dihubungkan dengan tangkai kuning telur
 Merupakan diferensiasi mesodermal lateral hingga terbentuk splanknosoel (ekstra embrionik sulom)
 Mamalia à hanya beberapa minggu sebagai : tempat pembentukan sel darah merah pertama, menyalurkan bahan makanan (tropoblas à tubuh embrio)


2. Kantong Amnion
 Berasal dari Ekstra embrionik somatopleura (pada embrio)
 Terbentuk : 13 – 16 post fertilisasi
30 jam inkubasi pada ayam
 Pada sapi bunting 3-7 bulan terdapat penebalan di beberapa tempat à amniotic plaque
 Cairan amnion : jernih mukoid (urin + mekonium), dihasilkan oleh dinding amnion dan kulit tubuh embrio
 Partus à membantu melebarkan servik



Fungus kantong amnion :
 Embrio tidak kering
 Mencegah perlekatan embrio dengan selaput ekstra yang lain à kontraksi
 Meniadakan goncangan
 Embrio dapat merubah posisi
 Ayam à dapat menyerap albumin



3. Alantois
 Asal : evaginasi bagian ventro-median usus belakang (splanknopleura).
 Meluas dan bersatu dengan khorion à khorioalantois
 Terbentuk 24-28 hari post fertilisasi (hewan besar)
 Bagian apex menyempit (sedikit vaskularisasi à ujung khorio-alantois nekrotik


Fungsi alantois :
 Kantong urin ekstra embrionik (sisa metabolit embrio / asam urat).
 Paru-paru ekstra embrionik (dinding luar terdapat area vaskulosa).
 Untuk mencerna albumen à reptil, aves dan mamalia bertelur



4. Khorion
 Asal : dalam à mesoderm somatis
luar à tropoblas
 Khorion dan amnion berkembang sebagailipatan somatopleura



Fungsi :
 Transportasi nutrisi, gas dll dari induk ke fetus (banyak vaskularisasi)
 Barrier terhadap agen asing : mikroorganisme, zat kimia dll
 Plasenta
 Mamalia : embrio / fetus tergantung induk
hubungan SEE dengan SLR
 Plasentasi proses implantasi, perkembangan embrio dan hubungan induk dengan fertus
 Pembentukan plasenta meliputi :
- pembentukan vili-vili khorion yang menjulur ke SLR (manusia 3 hari kehamilan)
- Terbentuk ruang antara vili dengan desidua basalis
- Tiada vili à smooth khorion Dari histotrof
- Banyak vili à khorion frondosum ke hematropik



 Jenis-jenis plasenta


1. Berdasarkan bentuk
a) Plasenta difusa
b) Plasenta kotiledonaria
c) Plasenta zonaria
d) Plasenta disciodalis



2. Berdasarkan keeratan dengan SLR
a) Plasenta nondesiduata
b) Plasenta semidesiduata
c) Plasenta desiduata





1.a. Plasenta difusa
 Vili-vili khorion menyebar rata
 Penembusan vili dalam SLR dangkal
 Dijumpai pada babi dan kuda

1.b. Plasenta kotiledonaria
 Vili-vili khorion berkelompok dan penembusan vili dalam SLR lebih dalam
 Kelompok vili disebut kotiledon à membujur dalam pori-pori karunkula
 Karunkula + kotiledon à Plasentom
Sapi = 75-120 buah, domba = 40-124 buah

1.c. Plasenta zonaria
 Berbentuk seperti pita mengitari bagian tengah khorioalantois
 Terdiri beberapa lokulus, tiap lokulus terdapat fetus dengan plasenta tersendiri
 Dijumpai pada : anjing dan kucing


1.d. Plasenta discoidalis
 Plasenta berbentuk cakram / oval
 Jumlah ada 1 / 2 buah
 Hubungan dengan SLR sangat erat à kerusakan saat partus
 Dijumpai pada : primata dan manusia



2.a. Plasenta nondesiduata
 Hubungan khorion dengan SLR longgar à saat partus SEE mudah lepas
 Dijumpai : babi dan kuda


2.b. Plasenta semidesiduata
 Hubungan khorion dengan SLR agak erat
 Dijumpai : hewan ruminansia


2.c. Plasenta desiduata
 Hubungan khorion dengan SLR sangat erat à saat partus terjadi kerusakan rahim dan pendarahan
 Dijumpai : primata dan manusia

Sabtu, 25 Juni 2011

Hewan dan Tumbuhan khas dan endemik di indonesia

• Macam-macam tumbuhan khas dan endemik di Indonesia antara lain sebagai berikut :
1. Kayu ramin (Gonystylus bancanus) terdapat di pulau Sumatera, Kalimantan dan Maluku.
2. Kayu besi (Euziderozylon zwageri) terdapat di Jambi, Pulau Sumatra.
3. (Rafflesia arnoldii) terdapat di pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan.
4. Matoa (Pometia pinnata) terdapat di daerah Papua.
5. Meranti (Shorea sp), Keruwing (Dipterocarpus sp) dan Rotan (Liana sp) banyak terdapat di hutan Pulau Kalimantan.
6. Durian (Durio zibethinus), Mangga (Mangifera indica), Sukun (Arthocarpus communis) banyak terdapat di hutan pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
7. Kayu Cendana banyak tumbuh di Nusa Tenggara.
8. Sawo kecik (Manilkara kauki) terdapat di pulau Jawa.
9. Kepuh (Sterculia foetida) terdapat di Pulau Jawa.

• Macam-macam hewan khas dan endemik di Indonesia antara lain sebagai berikut :
1. Badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus) berada di Ujung Kulon.
2. Komodo (Varanus komodoensis) di Pulau Komodo.
3. Burung Maleo (Macrocephalon maleo) di Pulau Sulawesi.
4. Tapir (Tapirus indicus) ada di Pulau Sumatera.
5. Orang utan (Pongo pygmaeus) di pulau Sumatera dan Kalimantan.
6. Cendrawasih (Paradisaea minor) dan Kasuari (Casuarius casuarius) di Papua.
7. Macan Kumbang (Panthera pardus) dan Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) ada di Pulau Jawa dan Sumatera.
8. Penyu Hijau (Chelonia mydas) ada di pulau Jawa, Bali dan Sulawesi.
9. Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) ada di pulau Bali.
10. Gajah (Elephas maximus) terdapat di Sumatra dan Kalimantan.

Ciri-ciri virus

Virus memiliki ciri dan struktur yang sangat berbeda sama sekali dengan organisme lain, ini karena virus merupakan satu sistem yang paling sederhana dari seluruh sistem genetika.

• Ciri virus yang telah diidentifikasi oleh para ilmuwan, adalah sebagai berikut.

1. Virus hanya dapat hidup pada sel hidup atau bersifat parasit intraselluler obligat, misalnya dikembangbiakan di dalam embrio ayam yang masih hidup.

2. Virus memiliki ukuran yang paling kecil dibandingkan kelompok taksonomi lainnya. Ukuran virus yang paling kecil memiliki ukuran diameter 20 nm dengan jumlah gen 4, lebih kecil dari ribosom dan yang paling besar memiliki beberapa ratus gen, virus yang paling besar dengan diameter 80 nm (Virus Ebola) juga tidak dapat dilihat dengan mikroskop cahaya sehingga untuk pengamatan virus di gunakan mikroskop elektron.

3. Nama virus tergantung dari asam nukleat yang menyusun genomnya (materi atau partikel genetik) sehingga terdapat virus DNA dan juga virus RNA.

4. Virus tidak memiliki enzim metabolism dan tidak memiliki ribosom ataupun perangkat/organel sel lainnya, namun beberapa virus memiliki enzim untuk proses replikasi dan transkripsi dengan melakukan kombinasi dengan enzim sel inang, misalnya Virus Herpes.

5. Setiap tipe virus hanya dapat menginfeksi beberapa jenis inang tertentu. Jenis inang yang dapat diinfeksi oleh virus ini disebut kisaran inang, yang penentuannya tergantung pada evolusi pengenalan yang yang dilakukan virus tersebut dengan menggunakan kesesuaian " lock and key atau lubang dan kunci " antara protein di bagian luar virus dengan molekul reseptor (penerima) spesifik pada permukaan sel inang. Beberapa virus memiliki kisaran inang yang cukup luas sehingga dapat menginfeksi dan menjadi parasit pada beberapa spesies. Misalnya, virus flu burung dapat juga menginfeksi babi, unggas ayam dan juga manusia, virus rabies dapat menginfeksi mammalia termasuk rakun, sigung, anjing dan monyet.

6. Virus tidak dikategorikan sel karena hanya berisi partikel penginfeksi yang terdiri dari asam nukleat yang terbungkus di dalam lapisan pelindung, pada beberapa kasus asam nukleatnya terdapat di dalam selubung membran. Penemuan yang dilakukan oleh Stanley Miller, bahwa beberapa virus dapat dikristalkan sehingga virus bukanlah sel hidup, sebab sel yang paling sederhana pun tidak dapat beragregasi menjadi kristal. Akan tetapi, virus memiliki DNA atau RNA sehingga virus dapat juga dikategorikan organisme hidup.

7. Genom virus lebih beragam dari genom konvensional (DNA untai tunggal atau single heliks) yang dimiliki oleh organisme lainnya, genom virus mungkin terdiri dari DNA untai ganda, RNA untai ganda, DNA untai tunggal ataupun dapat juga RNA untai tunggal, tergantung dari tipe virusnya.