Puasa dalam Islam disebut dengan ṣawm (صوم), yang berarti menahan diri. Secara syar’i, puasa adalah menahan diri dari makan, minum, dan segala hal yang membatalkan, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari, dengan niat karena Allah SWT.
Puasa Ramadan merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dijalankan oleh setiap Muslim yang memenuhi syarat. Perintah berpuasa tercantum dalam Al-Qur'an:
"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
(QS. Al-Baqarah: 183)
Prediksi Awal Puasa Tahun 2025
Awal puasa Ramadan 1446 H diperkirakan jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025, berdasarkan perhitungan astronomi. Namun, penentuan resmi tetap menunggu hasil sidang isbat oleh Kementerian Agama Republik Indonesia.
Puasa adalah ibadah yang memiliki aturan jelas, mulai dari syarat, rukun, hingga hal yang membatalkan. Tahun 2025, puasa Ramadan diprediksi dimulai pada 1 Maret 2025. Dengan memahami panduan ini, semoga kita dapat menjalankan puasa dengan baik dan meraih ketakwaan.
☰ Daftar Isi
Semoga artikel ini bermanfaat dan membantu sahabat ismedshare.com dalam memahami seluk-beluk puasa sesuai ajaran Islam dan semoga ibadah kita diterima oleh ALLAH SWT, Aamiin.
Berikut adalah Panduan Lengkap Puasa 2025: Syarat, Rukun, Imsak, dan Hal yang Membatalkan yang sudah ismedshare.com rangkup dengan sesingkat ,padat dan jelas, 😁🙏
Syarat Puasa
Syarat puasa terbagi menjadi dua, yaitu syarat wajib dan syarat sah.
A. Syarat Wajib Puasa
Seseorang wajib berpuasa jika memenuhi syarat berikut:
1. Beragama Islam – Puasa hanya diwajibkan bagi Muslim.
2. Baligh – Anak-anak yang belum mencapai usia baligh tidak diwajibkan.
3. Berakal – Orang yang gila atau kehilangan akal tidak dikenai kewajiban puasa.
4. Sehat – Orang yang sakit diperbolehkan tidak berpuasa dan menggantinya di lain waktu.
5. Mampu – Puasa tidak diwajibkan bagi yang tidak mampu, seperti lansia yang lemah.
6. Tidak dalam perjalanan – Musafir (orang yang bepergian jauh) boleh tidak berpuasa dan menggantinya kemudian.
7. Suci dari haidh dan nifas – Wanita yang sedang haidh atau nifas dilarang berpuasa dan wajib menggantinya di hari lain.
B. Syarat Sah Puasa
Agar puasa dianggap sah, harus memenuhi syarat berikut:
1. Niat – Harus diniatkan setiap malam sebelum fajar.
2. Beragama Islam – Non-Muslim tidak sah puasanya.
3. Suci dari haidh dan nifas – Wanita haidh/nifas tidak sah puasanya.
4. Dilakukan pada hari yang diperbolehkan – Puasa tidak sah jika dilakukan pada hari-hari yang dilarang, seperti Idul Fitri dan Idul Adha.
Rukun Puasa
Puasa memiliki dua rukun utama yaitu :
A. Niat
1. Pengertian – Niat adalah tekad dalam hati untuk berpuasa karena Allah.
2. Sejak malam – Niat harus dilakukan sebelum fajar. Nabi bersabda:
"Barang siapa yang tidak berniat puasa sebelum fajar, maka tidak sah puasanya."
(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
3. Melafalkan niat – Melafalkan niat dianjurkan, meskipun niat cukup di dalam hati.
4. Batalkah puasa karena batalnya niat? – Jika seseorang membatalkan niat puasanya sebelum fajar, puasanya tidak sah.
5. Satu niat untuk satu puasa – Setiap puasa harus memiliki niat yang spesifik.
6. Dua niat untuk satu puasa – Jika seseorang berniat puasa wajib sekaligus puasa sunnah, para ulama berbeda pendapat tentang keabsahannya.
B. Imsak
1. Makna imsak – Imsak berarti menahan diri dari hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar.
2. Persamaan dan perbedaan antara puasa dan imsak – Puasa dimulai sejak fajar, sedangkan imsak sering dijadikan peringatan sebelum masuk waktu subuh.
3. Pergeseran makna imsak – Sebagian orang menganggap imsak sebagai batas waktu berhenti makan, padahal waktu yang benar adalah saat adzan subuh berkumandang.
4. Imsak yang diwajibkan – Menahan diri dari makan, minum, dan segala pembatal puasa sejak fajar.
5. Imsak yang tidak wajib – Beberapa orang berhenti makan beberapa menit sebelum subuh sebagai kehati-hatian, tetapi tidak diwajibkan.
Hal yang Membatalkan Puasa
A. Makan dan Minum
1. Dalil – Allah berfirman:
"...Makan dan minumlah hingga jelas bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar..."
(QS. Al-Baqarah: 187)
2. Batasan makan dan minum – Jika dilakukan dengan sengaja, puasa batal. Jika tidak sengaja (lupa), maka tetap sah.
3. Benda masuk ke rongga tubuh – Memasukkan sesuatu ke dalam tubuh secara sengaja membatalkan puasa.
4. Merokok – Merokok membatalkan puasa karena dianggap memasukkan zat ke dalam tubuh.
B. Jima’ (Hubungan Suami Istri)
1. Pengertian – Berhubungan badan di siang hari saat puasa.
2. Dasar ketentuan –
"...Tetapi janganlah kamu campuri mereka, sedangkan kamu beriktikaf dalam masjid..."
(QS. Al-Baqarah: 187)
3. Berjima’ terkena kaffarat – Jika dilakukan dengan sengaja, wajib membayar denda (puasa dua bulan berturut-turut atau memberi makan 60 orang miskin).
4. Berjima’ karena lupa – Jika terjadi tanpa sengaja atau lupa, ada perbedaan pendapat ulama mengenai hukumnya.
5. Mengeluarkan mani dengan sengaja – Jika dilakukan dengan sengaja, seperti onani, maka puasanya batal.
C. Tambahan yang Membatalkan Puasa
1. Muntah dengan sengaja – Nabi bersabda:
"Barang siapa yang muntah dengan sengaja, maka wajib mengganti puasanya."
(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
2. Kehilangan rukun atau syarat sah puasa – Misalnya, jika seseorang murtad (keluar dari Islam), maka puasanya batal.