Iklan

Berpolitik dengan Tidak Saling Menghujat: Membangun Dialog yang Bermartabat

IsMed
Kamis, 18 Mei 2023
Last Updated 2023-05-17T19:03:41Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates
Berpolitik adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat modern. Di era demokrasi seperti saat ini, hak untuk berpolitik menjadi hak asasi yang harus diakui dan dilindungi. Namun, seringkali kita melihat berbagai tindakan negatif dalam kegiatan politik, seperti saling menghujat, mencela, bahkan sampai melakukan kekerasan.

Saling menghujat dalam politik sebenarnya tidak membawa manfaat apa-apa bagi kepentingan publik. Justru, tindakan tersebut cenderung merusak citra para pelaku politik dan menurunkan kepercayaan publik terhadap mereka. Oleh karena itu, diperlukan sikap yang lebih dewasa dan bijaksana dalam berpolitik, yaitu dengan tidak saling menghujat.

Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk berpolitik tanpa saling menghujat:

1. Fokus pada masalah dan solusi
Hal terpenting dalam berpolitik adalah fokus pada masalah yang dihadapi masyarakat dan mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Jangan terjebak dalam perdebatan yang tidak produktif, terutama yang hanya menyerang lawan politik secara pribadi. Fokus pada masalah dan solusi akan membuat diskusi menjadi lebih konstruktif dan berguna bagi kepentingan publik.

2. Hindari bahasa yang merendahkan
Dalam berpolitik, hindari bahasa yang merendahkan dan menyerang pribadi lawan politik. Bahasa yang merendahkan hanya akan menurunkan kualitas diskusi dan membuat suasana menjadi tidak kondusif. Sebaliknya, gunakan bahasa yang sopan dan santun dalam menyampaikan pendapat.

3. Jangan mudah terprovokasi
Ketika berpolitik, seringkali kita dihadapkan pada situasi yang penuh dengan provokasi dan serangan dari lawan politik. Namun, sebagai seorang politikus yang dewasa, jangan mudah terprovokasi dan terjebak dalam emosi. Tetap tenang dan fokus pada masalah yang dihadapi, sehingga diskusi dapat berlangsung secara konstruktif.

4. Jangan membesar-besarkan isu
Dalam berpolitik, seringkali kita menemukan politikus yang membesar-besarkan isu dan menyebar hoaks untuk memperoleh dukungan publik. Hal ini jelas tidak etis dan merusak citra politikus tersebut. Oleh karena itu, hindari membesar-besarkan isu dan selalu berpegang pada fakta yang jelas dan akurat.

5. Bersikap terbuka terhadap pendapat lain
Dalam berpolitik, penting untuk bersikap terbuka terhadap pendapat lain. Dengarkan dengan seksama argumen lawan politik dan jangan langsung menolak tanpa pertimbangan yang matang. Terbuka terhadap pendapat lain akan membuat kita lebih bijaksana dan dapat memperoleh dukungan publik yang lebih luas.

Dalam kesimpulannya, berpolitik tanpa saling menghujat adalah hal yang penting bagi kepentingan publik. Kita harus mengedepankan sikap yang bijaksana dan dewasa dalam berpolitik. 

POLITIK DALAM PANDANGAN ISLAM

Dalam pandangan Islam, politik memiliki peran yang penting dalam membangun masyarakat yang adil, aman, dan berkeadilan. Islam mengajarkan prinsip-prinsip politik yang berlandaskan pada nilai-nilai keadilan, kebijaksanaan, kejujuran, dan pelayanan kepada masyarakat.

1. Keadilan
Keadilan adalah prinsip utama dalam politik dalam pandangan Islam. Keadilan harus ditegakkan dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam kegiatan politik. Seorang pemimpin Muslim harus adil dalam mengambil keputusan, memberikan hak-hak yang sesuai kepada setiap individu, serta menegakkan hukum dengan tidak memihak dan tidak diskriminatif.

2. Shura (Musyawarah)
Islam menganjurkan konsep musyawarah dalam pengambilan keputusan politik. Musyawarah merupakan bentuk demokrasi dalam Islam, di mana para pemimpin bertemu dengan anggota masyarakat atau para ulama untuk mendiskusikan masalah-masalah publik dan mencari solusi bersama. Dalam Islam, keputusan politik yang diambil melalui musyawarah dianggap lebih kuat dan lebih mewakili kepentingan masyarakat.

3. Amal Ma'ruf Nahi Munkar
Politik dalam pandangan Islam juga mencakup tanggung jawab untuk mendorong kebaikan (amal ma'ruf) dan mencegah kemungkaran (nahi munkar) di masyarakat. Pemimpin Muslim memiliki tanggung jawab moral dan agama untuk mempromosikan nilai-nilai yang baik dan menghindari segala bentuk kemungkaran dalam tindakan politiknya.

4. Pelayanan Masyarakat
Politik dalam Islam bukanlah sekadar upaya untuk memperoleh kekuasaan dan keuntungan pribadi. Sebaliknya, pemimpin Muslim diharapkan untuk melayani masyarakat dengan tulus dan ikhlas. Tugas politik adalah untuk memperjuangkan kesejahteraan umat dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan individu dan masyarakat secara keseluruhan.

5. Etika dan Integritas
Politik dalam Islam menekankan pentingnya etika dan integritas dalam bertindak. Seorang politikus Muslim harus menjunjung tinggi kejujuran, amanah, dan kebenaran. Tindakan politik yang dilakukan harus transparan dan bebas dari korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, dan praktek yang merugikan masyarakat.

Dalam Islam, politik bukanlah tujuan akhir, tetapi sarana untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, yaitu menciptakan masyarakat yang berdasarkan pada prinsip-prinsip Islam dan mendapatkan ridha Allah SWT. Oleh karena itu, politik dalam pandangan Islam harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab, kesadaran moral, dan orientasi pelayanan kepada masyarakat.

Politik dalam Islam memiliki landasan yang didasarkan pada Al-Quran dan Hadis (ajaran dan tindakan Nabi Muhammad). Berikut adalah beberapa prinsip politik yang dijelaskan dalam Al-Quran dan Hadis:

1. Keadilan
Prinsip keadilan sangat penting dalam politik Islam. Al-Quran menekankan pentingnya memberikan keadilan kepada semua individu, tanpa memandang status sosial, agama, atau suku bangsa. Para pemimpin Muslim diharapkan untuk memastikan bahwa keadilan ditegakkan dalam pengambilan keputusan politik dan pemerintahan.

2. Musyawarah
Konsep musyawarah atau konsultasi juga ditekankan dalam Islam. Al-Quran mendorong umat Muslim untuk berdiskusi dan bermusyawarah dalam mengambil keputusan politik yang penting. Pemimpin diharapkan untuk mendengarkan pendapat masyarakat dan mengambil keputusan bersama-sama, dengan menjunjung tinggi partisipasi publik.

3. Pemimpin yang Adil dan Jujur
Islam menekankan pentingnya memiliki pemimpin yang adil dan jujur dalam politik. Pemimpin Muslim diharapkan untuk bertindak dengan integritas, menjunjung tinggi amanah, dan berlaku adil dalam mengelola urusan publik. Mereka juga diharapkan untuk memenuhi kebutuhan rakyat, melindungi hak-hak mereka, dan memelihara kesejahteraan masyarakat.

4. Kepedulian terhadap Rakyat
Politik dalam Islam bukanlah semata-mata tentang kekuasaan dan keuntungan pribadi, tetapi tentang pelayanan kepada rakyat. Al-Quran mengajarkan pentingnya memiliki sikap empati dan peduli terhadap kebutuhan masyarakat, terutama mereka yang lemah dan terpinggirkan. Pemimpin Muslim diharapkan untuk memperjuangkan kesejahteraan umat dan memastikan distribusi yang adil dari sumber daya dan kekayaan negara.

5. Larangan Korupsi dan Penyalahgunaan Kekuasaan
Islam melarang keras korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, dan penerimaan suap. Al-Quran dan Hadis menekankan pentingnya integritas dan menjaga amanah dalam menjalankan tugas politik. Pemimpin Muslim diharapkan untuk menghindari tindakan korupsi, menegakkan transparansi, dan mengelola sumber daya negara dengan baik.

6. Kedamaian dan Toleransi
Islam mendorong umat Muslim untuk menciptakan kedamaian dan toleransi dalam konteks politik. Al-Quran mengajarkan pentingnya menjaga hubungan yang baik dengan non-Muslim, menghormati hak-hak mereka, dan bekerja sama untuk kebaikan bersama. Politik dalam Islam harus didasarkan pada prinsip-prinsip perdamaian, persaudaraan, dan kerjasama antarumat beragama.

Namun, penting untuk dicatat bahwa tafsir dan praktik politik dalam Islam dapat berbeda-beda tergantung pada interpretasi individu dan konteks sejarah dan budaya.


iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl