Terdapat fakta kokoh kalau vaksin COVID- 19 yang disetujui di Amerika Serikat sangat efisien dalam menghindari penyakit parah, rawat inap, serta kematian.
Namun satu persoalan besar masih belum terjawab: Dapatkah vaksin menghindari orang yang divaksinasi penuh buat menularkan SARS- CoV- 2 kepada orang lain?
Jawaban atas persoalan ini berimplikasi pada semacam apa kehidupan kita ke depan, semacam dikala nyaman untuk orang yang divaksinasi buat menyudahi mengenakan masker di ruang publik.
Terus menjadi banyak fakta yang menampilkan kalau, ya, sebagian vaksin kurangi penularan virus, paling tidak hingga batasan tertentu.
Berapa tepatnya, masih butuh didetetapkan.
“ Kami pikir mungkin vaksinasi hendak kurangi penularan, namun riset definitif buat meyakinkan perihal ini masih berlangsung,” kata Dokter. Sarah George, seseorang profesor penyakit meluas di Sekolah Medis Universitas Saint Louis di Missouri.
Sedangkan itu, pejabat kesehatan warga memperingatkan warga buat terus mengenakan masker serta melindungi jarak secara raga di depan universal, apalagi sehabis mereka divaksinasi.
Ini hendak menolong melindungi mereka yang tidak mempunyai imunitas terhadap virus.
Informasi menampilkan vaksin kurangi penularan virus
Sebagian besar vaksin COVID- 19 disuntikkan ke otot. Ini menciptakan respons imunitas di segala tubuh- tanpa menimbulkan COVID- 19- yang melatih sistem imunitas buat mengidentifikasi serta melawan virus corona bila nanti berjumpa dengannya.
Bila seorang menghisap partikel virus yang sudah dikeluarkan oleh orang lain, virus pertama- tama hendak menciptakan permukaan hidung serta kerongkongan yang menghasilkan lendir, di mana dia bisa menginfeksi sel serta bereplikasi.
Bila orang tersebut sudah divaksinasi, badan hendak tingkatkan respons imun yang ditargetkan pada virus tersebut.
Tetapi, sebagian riset menampilkan kalau diperlukan waktu lebih lama untuk sistem imunitas buat mensterilkan peradangan virus corona dari hidung daripada dari paru- paru.
Hingga badan mensterilkan peradangan dari hidung, seorang bisa jadi masih sanggup membebaskan partikel virus yang berpotensi tertular oleh orang lain.
Buat kurangi penularan dari orang ke orang, vaksin wajib memblokir peradangan seluruhnya ataupun kurangi jumlah partikel virus yang keluar dari hidung.
George menunjuk pada riset Israel baru- baru ini yang mengaitkan orang- orang yang menerima kedua dosis vaksin Pfizer- BioNTech.
Periset memandang 89 persen penyusutan peradangan tanpa indikasi di antara kelompok ini dibanding dengan kelompok pembanding yang tidak divaksinasi.
Walaupun peradangan asimtomatik tidak mengukur penularan secara langsung, para pakar berkata kalau kala tidak terdapat virus di hidung ataupun balik kerongkongan, mungkin itu berarti tidak terdapat penularan.
" Kami pikir pengurangan permasalahan asimtomatik merupakan kuncinya," kata George kepada Healthline," sebab menghindari permasalahan ini hendak kurangi ataupun memblokir penularan."
Riset lain menampilkan penyusutan seragam pada permasalahan asimtomatik sehabis vaksinasi.
Sumber : Healthline